• ABITA merupakan
singkatan dari Aku Bangga Indonesia Tanah Airku
• ABITA,
berasal dari bahasa Italia artinya kehidupan.
• Maknanya : Bangsa
Indonesia akan terus hidup apabila nasionalisme, terus tumbuh dan hidup
pada diri manusia indonesia.
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah :
·
PUSAT : Pembentukan
dan penguatan karakter bangsa ditempuh melalui Pendidikan
Budaya & Karakter Bangsa (PBKB) - (Pencanangan
sbg Gerakan Nasional Tgl 2 Mei 2010)
·
JATENG : Pendidikan
karakter bangsa dilakukan melalui Pembinaan Nasionalisme
dan amanat dari :
UU No.20/2003 ttg UUSPN Ps 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan &
membentuk karakter serta peradaban bangsa. . .
“Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yg beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri & menjadi warga
negara yg demokratis serta bertanggungjawab”
Maka tidaklah salah jika melalui gerakan ABITA ( =
Aku Bangga Indonesia Tanah Airku ), kita pupuk dan tanamkan kembali pendidikan
karakter dan semangat nasionalisme, semangat kebangsaan kepada peserta didik
karena sejauh ini generasi-generasi kita ini mulai lupa akan Indonesia, lupa
pada jati dirinya, lupa dengan sejarahnya, tidak bangga dengan
Indonesia, tidak bangga dengan merah putih, dan luntur jiwa-jiwa
nasionalismenya. Mereka lebih condong mengagung-agungkan kebarat-baratan dan
ke-Indonesia-an pelan-pelan tersisih....tersisih dan terlupakan. Contoh
konkritnya mudah saja, misalnya banyak peserta didik kita yang lupa akan
lagu-lagu Nasional, upacara bendera dianggap cuma seremonial rutinitas belaka,
coba tengok sejarah.....pejuang-pejuang kita dulu untuk bisa mengibarkan merah
putih harus dengan cucuran air mata dan darah, bahkan berdarah-darah. Maka
dari, pendidikan karakter dan pembinaan Nasionalisme melalui gerakan ABITA ini
perlu kita galakkan salah satunya lewat jalur pendidikan.
Karena Dunia pendidikan memang diharapkan sebagai motor
penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota
masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis
dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Nagara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi
kesepakatan bersama.
”Dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak” Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap; kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Mari kita renungkan.....
Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter dan pembinaan Nasionalisme sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya bangsa.
”Dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak” Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap; kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Mari kita renungkan.....
Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter dan pembinaan Nasionalisme sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya bangsa.
Dan pemerintah Jawa Tengah melaui jalur
pendidikan, sesuai kebijakan pemerintah Jateng : Pendidikan
karakter bangsa dilakukan melalui Pembinaan Nasionalisme, salah satunya di
setting dengan gerakan ABITA, dan telah membentuk piloting Nasionalisme di
masing-masing Kabupaten/Kota se Jateng, dengan berbagai jenjang sekolah. Untuk
jenjang sekolah menengah setingkat SMP di Kabupaten Pekalongan, SMPN 1
Karanganyar terpilih menjadi piloting gerakan Nasionalisme ( ABITA ).
ABITA – Pembinaan Nasionalisme :
Jangan abaikan Pendidikan karakter
NILAI-NILAI KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN :
NILAI
|
DESKRIPSI
|
1. Religius
|
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
|
2. Jujur
|
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
|
3. Toleransi
|
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
|
4. Disiplin
|
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
5. Kerja Keras
|
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
|
6. Kreatif
|
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
|
7. Mandiri
|
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
|
8. Demokratis
|
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
|
9. Rasa Ingin Tahu
|
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
|
10. Semangat Kebangsaan
|
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
|
11. Cinta Tanah Air
|
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
|
12. Menghargai Prestasi
|
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
|
13. Bersahabat/
Komuniktif
|
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
|
14. Cinta Damai
|
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
|
15. Gemar Membaca
|
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
|
16. Peduli Lingkungan
|
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
|
17. Peduli Sosial
|
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
|
18. Tanggung-jawab
|
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
|
Pembinaan nasionalisme dilakukan melalui kegiatan-kegiatan:
Pembiasaan/budaya sekolah
Kegiatan terprogram
MELALUI PEMBIASAAN :
Melaksanakan ibadah di sekolah secara berjamaah sesuai
dengan agama masing-masing.
Upacara bendera setiap Senin dan hari besar nasional yg
diikuti seluruh warga sekolah.
Pengibaran bendera diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
yg dinyanyikan oleh kelompok paduan suara
Penaikan Bendera Merah Putih setiap pagi (kecuali ada
upacara bendera) oleh petugas piket kelas.
Memperdengarkan lagu-lagu perjuangan, lagu-lagu daerah
dan/atau lagu-lagu nasional setiap pagi sebelum pembelajaran, saat istirahat
dan setelah pembelajaran berakhir.
Memajang gambar, simbol dan/atau ornament warisan
budaya bangsa Indonesia di ruang atau tempat-tempat tertentu di sekolah.
Melaksanakan piket harian kebersihan kelas dan kerja bakti
pada hari tertentu (misalnya Jumat Bersih)
Membuang sampah pada tempatnya dan memungut sampah yang
dijumpai dimanapun.
Senam pagi, dll
MELALUI KEG. TERPROGRAM :
Penghijauan Sekolah
Kegiatan Kemanusiaan/Bazar Amal
Penyuluhan Tertib lalu lintas
Kantin Kejujuran
Lomba Lagu-lagu Daerah/Perjuangan
Lomba Musikalisasi Puisi (Nasionalisme)
Pembelajaran Praktik Nasionalisme (Lomba Show Case)